
Sebelumnya, Juru bicara CENTCOM, Mayor Josh Jacques, mengatakan kepada Airwars yang berbasis di London, target itu dinilai menjadi tempat pertemuan bagi al-Qaeda, dan AS akhirya memutuskan mengambil serangan.
Namun, tidak lama berselang Juru bicara CENTCOM lainnya yakni Kolonel John J. Thomas menyatakan, pihaknya menyerang sebuah bangunan yang terletak sekitar 20 meter dari sebuah masjid di Aleppo. Dia juga menegaskan, masjid yang disebut terkena serangan AS tersebut masih utuh.
"Kami tidak menargetkan masjid apapun. Apa yang menjadi target kita memang hancur dan ada sebuah masjid yang berjarak sekitar 50 kaki dari gedung yang dihancurkan, namun itu (masjid) masih berdiri," kata Thomas.
"Penyelidikan akan dilakukan untuk menentukan apakah ada warga sipil tewas atau terluka dalam serangan tersebut," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (17/3).
Sebelumnya diwartakan, serangan udara yang menewaskan puluhan orang itu berlangsung saat orang-orang sedang salat. puluhan korban tewas dilaporkan merupakan jemaah salat.
Masjid yang diserang itu adalah Masjid Al-Jinah. Laporan awal dari para aktivis lokal menyebut lebih dari 50 orang meninggal. Gambar-gambar dampak serangan di masjid itu telah menyebar di media sosial pada hari ini.
Beberapa aktivis dari White Helmet dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia sempat menduga Rusia dan rezim Suriah sebagai pelaku serangan. Namun, koresponden Vice News, Samuel Oakford, yang sudah melakukan konfirmasi melaporkan bahwa Pusat Komando AS sebagai pelaku serangan terhadap masjid di Aleppo.
”Kata pejabat AS, mereka menargetkan 'tempat pertemuan al-Qaeda’ yang di seberang masjid di Aleppo. ‘Kami mengambil serangan’,” tulis Oakford di Twitter menirukan pengakuan pejabat Pusat Komando AS. [sindonews]
COMMENTS